Lingkar Nusantara. Com- Puluhan warga di Lingkungan Pandebassi, Kelurahan Sulewatang, Kecamatan Polewali, dalam beberapa bulan terakhir dibuat resah oleh pembangunan Perumahan BTN Griya Mambuliling. Proyek pembangunan ini menimbun saluran air utama yang selama puluhan tahun menjadi jalur pembuangan air bagi permukiman sekitar. Akibatnya, saat hujan turun, puluhan rumah, jalan, dan kebun warga terendam banjir. Minggu 7 Desember 2024.
Saluran air yang awalnya mengalir dari Lingkungan Patoke melewati Lingkungan Pandebassi kini terputus karena ditimbun oleh pengembang dengan alasan berada dalam area perumahan. Hal ini berdampak langsung pada warga sekitar, Mereka kini harus menghadapi genangan air yang masuk hingga ke pekarangan rumah.
Warga Terdampak Kecewa dan Merasa Diabaikan
Salah satu warga, Wati, yang rumahnya berbatasan langsung dengan lokasi perumahan, mengungkapkan rasa kecewanya. Ia menyebut pihak pengembang seolah tidak memiliki kepedulian terhadap dampak yang dirasakan oleh warga.
“Saat hujan turun, air dari saluran yang ditutup menerjang pekarangan kami. Untung rumah kami rumah panggung, tapi pekarangan kami terus terendam air. Tanaman mati, dan genangan ini bisa jadi sumber penyakit,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Ia juga menyoroti janji pengembang yang sebelumnya mengatakan akan membangun saluran air baru, tetapi hingga kini belum terealisasi. “Pengembang sadar betul bahwa menutup saluran akan menyebabkan banjir, tapi mereka seolah tutup mata,” tambahnya.
Senada dengan itu, warga setempat lainnya yang enggan namanya disebutkan menilai pengembang mengabaikan dampak lingkungan yang merugikan warga. Kata dia, Pengembang perumahan seharusnya punya komitmen untuk tidak menimbulkan kerugian dan keresahan bagi pemukiman warga sekitar. ” Mereka harus taat pada aturan pembangunan berwawasan lingkungan,” tegasnya.
Laporan Warga ke Pemerintah Belum Direspon
Warga Pandebassi telah melaporkan kondisi ini kepada pihak pemerintah Kelurahan Sulewatang. Beberapa kali perwakilan warga menyampaikan keluhan, namun hingga saat ini belum ada langkah konkret dari pihak kelurahan.
“Warga sudah melapor ke lurah, tapi belum ada tindakan nyata. Genangan air ini bisa memicu penyakit. Kalau pihak kelurahan diam saja, ini adalah bentuk kelalaian,” ujar Ewin, salah satu warga yang juga terdampak.
Ewin mendesak pemerintah dan pengembang segera mencari solusi agar saluran air kembali berfungsi normal, terutama mengingat musim hujan telah tiba. Jika tidak ada langkah konkret, warga berencana melaporkan masalah ini ke Bupati dan DPRD Polewali Mandar. saat ini warga hanya berharap hak mereka untuk hidup tanpa gangguan banjir dapat terpenuhi. “Kami hanya ingin saluran air ini tetap mengalir seperti biasa. Jangan sampai masalah ini menjadi bencana yang lebih besar karena adanya kelalaian, ” pungkasnya.
Terpisah, Lurah Sulewatang Muh Rizal mengaku telah melakukan komunikasi intens dengan pihak develover terkait masalah tersebut, Pihaknya sudah menawarkan solusi ke developer namun belum menemui titik temu, ” kemarin terakhir komunikasi dengan developer, di sana memang ada perbedaan penunjukan lokasi dengan tetangga batas, ” jelasnya.
Rizal menyebutkan bila sudah diperlukan mediasi antara warga sekitar dengan developer, pihaknya akan menyurati developer, ” sejauh ini kita cari win win solution dulu di sana, karena ada satu rumah di sana yang terjadi perbedaan batas, Kami sudah meninjau bagaimana alur drainase di sana bisa sampai kedepan, supaya bisa satu saluran dengan sawah yang ada di perbatasan Kelurahan Sulewatang dan Lantora, ” ucapnya.(Skr)